Rabu, 15 Februari 2017

08. Kisah Shio dan Binatang Lain Sebagai Simbol

Pada suatu waktu sang Budha duduk tekun dalam meditasi. Sang Budha kemudian membuka mata dan mengamati sekeliling, bibirnya menyungging senyum. Tak lama dipanggilah Rsi Wiswakarma, meminta bantuannya untuk merancang ulang sungai di hadapan pertapaan, Sang Budha berkata: Langit berlimpah angin dan bumi berlimpah air. Rsi Wiswakarma, manggut-manggut seperti memahami sesuatu.




Tak berapa lama, sungai di hadapan pertapaan tampak lain dari biasanya. Airnya begitu tenang, bening seperti awan di langit, batu-batunya indah, angin berhembus tenang. Namun di bawah arusnya sangatlah deras, kemudian sungai itu dikenal dengan sungai Kebenaran.
Kemudian Sang Budha menyiapkan tempat untuk hadiah kepada para hewan yang akan di tentukan oleh sebuah permainan dan aturan-aturan yang di tentukan oleh sang Budha pada saat itu. Selanjutnya Sang Budha memanggil semua hewan untuk datang karena waktunya sudah sampai untuk meninggalkan Bumi. Pada saat tepat ayam berkokok pertama, pada bulan pertama dan purnama pertama penanggalan bulan, yang kemudian dikenal sebagai perayaan Cap Go Meh.

Bagaimana tanggapan para hewan pada saat itu ?

Ternyata tidak semua hewan mengindahkan panggilan itu. Seperti Singa dan Gajah yang sedang berebut kekuasaan dan tidak hadir pada pertemuan itu karena Singa sedang menyerang kijang sedangkan Gajah berusaha membela Kijang atas tindakan Singa yang kejam.

Ada beberapa hewan tidak mengindahkan undangan tersebut dan mereka mengarang bermacam macam alasan untuk tidak hadir. Beberapa hewan memang ada yang suka berbohong, yang sebelumnya telah biasa berbohong, atau yang cenderung oleh alam untuk berbohong berulang kali - bahkan ketika tidak diperlukan mereka juga berbohong.

Namun sebagian besar mereka ingin hadir untuk mengucapkan selamat jalan kepada Sang Budha. Setelah waktunya tiba,  ada 12 hewan terpilih dan beberapa hewan yang muncul untuk mengucapkan selamat jalan kepada sang Budha. Dengan berbagai cara mereka berusaha menyebrangi sungai Kebenaran untuk bertemu memenuhi undangan Sang Budha. Para undangan datang dengan menempati tempat duduk yang tersedia dan semuanya tertulis pada daftar hadir. Undangan  yang pertama-tama datang adalah Tikus, kemudian diikuti Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan yang terakhir Babi.

Sebenarnya saat itu Kucing telah bangun, dan ingin hadir pada pertemuan itu tetapi terlambat. Lalu dengan melihat dan memandang ke seberang sungai, ternyata rapat telah dimulai. Dia melihat ada 12 hewan terpilih telah di sana, tetapi karena kalau menyusul juga kurang baik, maka Kucing lebih memilih untuk kembali tidur.

Sebenarnya kucing ditipu oleh Tikus yang menyebabkan dia telat bangun. Waktu bertemu sang Budha adalah pada saat ayam berkokok pertama kali. Bukan pada saat matahari terbit pertama. Tikus membohongi kucing, waktu bertemu sang Budha adalah pagi hari tepatnya pada saat matahari terbit pertama.

Untuk menyeberangi sungai, Tikus meloncat ke pundak kerbau. Kerbau walau lambat tetapi memiliki kekuatan, mempunyai daya tarik dan pesona oleh karenanya diberikan mendahului oleh Macan yang berada paling depan. Ketika mau sampai, Tikus meloncat dan sampailah Ia yang paling pertama di hadapan Sang Budha.

Sang Budha dengan kesabarannya menerima mereka yang hadir, setelah di hitung dianggap sudah memenuhi kuorum, pertemuan segera dilanjutkan karena telah memenuhi aturan yang sah harus memenuhi kuorum yang dihitung dari jumlah mayoritas hewan yang aktif  lebih dari separuh pada saat pertemuan dilaksanakan.

Pertemuan dimulai dengan pengarahan tentang bagaimana membina kehidupan yang lebih baik dan usulan-usulan para hewan dengan masalahnya masing-masing. Mereka sangat puas dengan adanya pertemuan itu, sehingga nantinya di antara semua hewan tidak lagi saling mengganggu.

Sebagai penghargaan, Sang Budha memutuskan untuk menghormati setiap hewan dengan menamai suatu tahun sesuai dengan nama dan urutan kedatangan 12 hewan yang telah diatur oleh Sang Budha. Telah disusun sebuah kesimpulan sangat jelas ketika pertemuan hampir selesai dan hasil pertemuan patut di gunakan sebagai pedoman. Kemudian, dari notulen hasil pertemuan,  Beliau membacakan kesimpulan dan sekaligus merupakan keputusan yang syah dengan para hewan dan menyatakan bahwa:

12 hewan yang pertama menghadap Sang Budha, diizinkan untuk memberikan sifat-sifatnya kepada setiap anak manusia yang lahir, sesuatu yang lahir dalam tahun tersebut dan menunjukkan pengaruhnya melalui peristiwa yang terjadi di dunia. Dua belas hewan tersebut kemudian dikenal menjadi nama-nama shio, yang juga disebut sebagai duabelas Cabang Bumi.

Tidak sampai di situ, Sang Budha kemudian pula menetapkan sifat dari karakter tetap duabelas shio sesuai dengan lima elemen atau unsur: Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air, yang disebut dengan Batang Langit, yaitu:

  1. Tikus, berunsur Air kecil seperti rintik hujan dan embun.
  2. Kerbau, berunsur Tanah kecil lembab yang subur.
  3. Macan, berunsur Kayu besar seperti pohon besar.
  4. Kelinci, berunsur Kayu kecil seperti kembang dan ilalang.
  5. Naga, berunsur Tanah besar lembab di tepi air.
  6. Ular, berunsur Api besar seperti matahari.
  7. Kuda, berunsur Api kecil seperti bintang.
  8. Kambing, berunsur Tanah kering kecil yang berpasir.
  9. Monyet, berunsur Logam besar seperti senjata.
  10. Ayam, berunsur Logam kecil seperti perhiasan indah.
  11. Anjing, berunsur Tanah kering besar yang keras.
  12. Babi, berunsur Air besar seperti air laut dan sungai.
Selain 12 hewan tersebut, masih ada beberapa hewan yang mendapat anugerah yang berguna di masa depan. Namun tidak diizinkan menurunkan sifat kepada manusia. Mereka kemudian merupakan lambang atau simbol-simbol yang berguna, di antaranya:
  1. Badak adalah pasangan gigih Gajah, dan Badak adalah simbol utama dari perlindungan terhadap perampokan, kecelakaan, musuh, pesaing bisnis dan pengkhianatan.
  2. Gajah dikaitkan dengan Buddha dan dewa India Ganesha, melambangkan kekuasaan, kebijaksanaan, kekuatan, perlindungan rumah, kesuburan, dan keberuntungan umum. Gajah harus memiliki belalai menghadap ke atas untuk mewakili perlindungan, kemakmuran, keberuntungan, dan kesuksesan.
  3. Jangkrik simbol kelahiran kembali, perlindungan dari nasib yang kurang beruntung.
  4. Kura-kura mendapat anugerah sebagai simbol perlindungan, umur panjang, kesehatan yang baik dan keberanian.
  5. Garuda sering dikaitkan dengan Dewa Sau, Dewa umur panjang, merupakan simbol terkenal dari kesehatan yang baik dan umur panjang. Simbol untuk menghadapi keadaan yang paling susah, baik kesehatan dan rezeki.
  6. Kodok Kaki 3, Kodok dengan usahanya yang gigih untuk mencapai Sang Budha, ia harus kehilangan satu kaki belakangnya saat menyeberangi sungai Kebenaran yang sangat deras. Sejak saat itu dikenal sebagai Kodok kaki 3. Sang Budha kemudian memberi anugerah sebagai lambang untuk mendatangkan kemakmuran, untuk menarik kekayaan dan keberuntungan pada umumnya. Kemudian Kodok kaki 3 dikenal sebagai simbol feng shui.
  7. Burung Phoenix, sebagai simbol kedamaian, kerukunan, keberuntungan, popularitas dan kehormatan keluarga. Sebagai wakil dari sifat feminim dan sementara itu Naga Langit mewakili kekuatan dan sifat maskulin.
  8. Bebek Mandarin datang sepasang ke hadapan Sang Budha, menjadi simbol pernikahan yang menyenangkan dan tahan lama, yang stabil dengan berkat-berkat keberuntungan. Kemudian dipakai luas sebagai simbol untuk menemukan jodoh yang baik.
  9. Ikan Arwana sebagai simbol meningkatkan berkat dan menarik kekayaan keberuntungan untuk anggota keluarga.
  10. Ikan Karper adalah simbol yang akan membawa sukacita, kegembiraan, keberuntungan dan kemudian ada kisah mengenai ikan karper yang berhasil menyeberangi gerbang Naga. Kemudian menjadi simbol feng shui bagi para murid untuk mencapai sukses akademis. Atau simbol yang sedang mengejar cita-cita agar bisa tercapai.
  11. Unta mendapat anugerah sebagai lambang kehidupan, keberuntungan, menciptakan pekerjaan agar sukses dan simbol untuk mencapai kesejahteraan sekali lagi.
  12. Kepiting adalah lambang menarik keberuntungan yang baik, yang berarti keberuntungan moneter atau keuangan dari sumber yang lain selain dari pekerjaan tetap.
Dan masih banyak binatang-binatang lainnya.

Dalam meditasi kemudian adalah suara: “Shio adalah yang paling utama dalam hidup manusia”. Selanjutnya; di waktu masih kecil manusia harus belajar seperti Tikus, belajar cerdik. Sudah tumbuh dewasa menyerupai Kerbau mencari kerja dan bekerja keras. Pada saat menikah selalu dalam pertengkaran, marah-marah seperti sifat Macan. Akhirnya mempunyai keturunan atau anak. Kemudian manusia bagai bersifat seperti monyet yang ngemong anaknya, selalu menghibur anaknya biar selalu bahagia dan penuh tawa. Setelah tua,anak-anak sudah pada dewasa dan memiliki cucu, barulah manusia seperti Anjing, sebagai penjaga rumah dan dibawakan makanan oleh anak atau cucu.


***
Simbol keberuntungan tahun 2017.

 Bag Of Gold

Shio malang/ sial: Tikus, Kelinci dan Kuda.
Shio netral: Kambing, Monyet, Ayam dan Babi.
Shio mujur/ beruntung: Macan, Kerbau, Naga, Ular dan Anjing.
Huruf sial: L dan R ada kata depan dari setiap nama, contoh: Raden Mas Rara.
Warna malang: Merah
Warna netral/ baik: Coklat dan Kuning
Warna mujur/ keberuntungan: Ungu/ Lavender dan Hijau.
Simbol yang harus dibawa tahun ini dan digantung/ ditempel pada tas adalah simbol Bag of gold. Untuk simbol rezeki sepanjang tahun. Yang kena sial dan netral bisa lebih beruntung.
***

Karper menyebrangi gerbang Naga. Produk akan datang